Menyelami Tradisi Nyadran Kedungjaran lewat Lensa Etnovideografi
Berita KKNwirausahanesia.com - Desa Kedungjaran, Sragi, Pekalongan (23/07/2024) - Tim II KKN Universitas Diponegoro pada minggu kedua diisi dengan pelaksanaan beberapa program, salah satunya adalah pelaksanaan program monodisiplin oleh mahasiswa jurusan Antropologi Sosial, Jericho Gerard Aras Anggono. Program yang dilaksanakan adalah pembuatan etnovideografi dengan topik tradisi nyadran yang setiap tahun dilaksanakan oleh masyarakat desa Kedungjaran.
Secara ringkas, etnovideografi merupakan metode penelitian mengenai suatu fenomena masyarakat yang kemudian didokumentasikan dan hasil dari penelitian tersebut adalah berupa video. Dengan mengangkat topik tersebut, diharapkan dapat menjadikan tradisi nyadran ini semakin dikenal oleh masyarakat luas dan untuk menjaga warisan budaya desa Kedungjaran supaya tidak luntur.
Untuk terlaksananya program pembuatan etnovideografi ini, tentu saja membutuhkan bantuan dari beberapa pihak, seperti penduduk asli desa Kedungjaran, sesepuh desa dan bantuan dari rekan tim KKN dalam perekaman take video yang diperlukan. Proses ini tidak hanya melibatkan perekaman video, melainkan juga penelitian secara mendalam mengenai sejarah, makna dan pihak siapa saja yang terkait dalam tradisi nyadran di desa Kedungjaran ini. Penelitian tersebut diperlukan supaya data yang didapat merupakan data lapangan yang valid dari tahun ke tahun.
Langkah yang dilakukan pertama kali adalah mencari tokoh yang dapat menjadi sumber data yang akurat, dalam hal ini saya menemui sesepuh desa bernama Bapak H. Muh. Toyo, dengan tujuan adalah untuk mengulik informasi yang diperlukan dan juga untuk wawancara yang digunakan untuk pembuatan video. Menemui Pak Toyo merupakan langkah yang sangat tepat, karena beliau juga merupakan penduduk asli desa Kedungjaran yang memahami betul mengenai tradisi nyadran. Setelah saya mengobrol dengan beliau, saya melakukan perekaman wawancara dan bertanya banyak mengenai tradisi nyadran.
Setelah semua data yang diperlukan telah didapat, langkah selanjutnya adalah mencari footage yang diperlukan untuk keperluan etnovideografi. Beberapa footage yang diambil adalah tempat-tempat yang ikonik dengan desa kedungjaran, seperti jembatan yang menjadi jalur utama desa, pemandangan sawah, pendopo desa dan kuburan yang digunakan untuk tempat nyadran. Setelah semua footage dikumpulkan, langkah yang selanjutnya adalah pengeditan video, seperti penyusunan footage, voice over, penulisan script dan pengambilan gambar dari peristiwa nyadran tersebut.
Program etnovideografi diakhiri dengan upload video tersebut ke channel Youtube Desa Kedungjaran atau bisa diakses dengan link berikut https://youtu.be/o6AqdWU5nao?si=di4tlq6MAuKG9Z4O Dengan keberhasilan etnovideografi yang telah dibuat, Jericho berharap agar program serupa dapat terus dilakukan di berbagai daerah lain di Indonesia, dengan tujuan untuk mendokumentasikan dan melestarikan berbagai tradisi dan adat – istiadat yang kaya akan nilai budaya di suatu daerah tersebut.
Penulis :
Jericho Gerard Aras Anggono
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar