UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang

UMKM GO-DIGITAL: Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan QRIS pada UMKM di Dusun Sironjang




wirausahanesia.comDusun Sironjang, Semarang (01/11/2024) – Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Diponegoro menyelenggarakan Sosialisasi Pengenalan dan Pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS pada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dusun Sironjang, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunung Pati, Semarang, pada Jumat, 1 November 2024. Sosialisasi ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Ghassani Nur Amalina Santosa, yang merasa perlu untuk memperkenalkan manfaat dan kemudahan transaksi digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang digagas oleh Bank Indonesia sebagai upaya modernisasi sistem pembayaran nasional.

Program ini diadakan untuk mendukung perkembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan sistem pembayaran yang lebih efisien. Program penyuluhan ini dihadiri oleh 13 pelaku UMKM yang antusias untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan QRIS sebagai alat pembayaran berbasis kode QR yang bisa memudahkan transaksi digital bagi para pelaku UMKM. Dalam sesi penyuluhan, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai manfaat QRIS, seperti kemudahan transaksi, keamanan, serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi digital, mahasiswa memberikan pemahaman mengenai QRIS dan mengajak para pelaku UMKM untuk beralih ke sistem pembayaran non-tunai. Dengan menggunakan QRIS, para pelaku usaha dapat mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai dan memperluas akses pembelian, terutama dari kalangan masyarakat yang telah terbiasa menggunakan pembayaran digital.

Selaku penyelenggara dan pemateri dalam acara tersebut, Ghassani menjelaskan bahwa pemanfaatan QRIS dapat membantu UMKM setempat untuk bersaing di era digitalisasi, meningkatkan efisiensi transaksi, serta membuka peluang pasar yang lebih luas. “QRIS ini menjadi satu langkah untuk memajukan bisnis masyarakat, agar mereka bisa mengenal digitalisasi berupa adanya alat alternatif selain uang tunai yaitu QRIS yang bisa membantu para UMKM ini untuk meluaskan pasar mereka,” tuturnya.

Program sosialisasi QRIS ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Dusun Sironjang menuju transformasi digital yang lebih menyeluruh, serta mendorong peningkatan daya saing UMKM lokal di era ekonomi digital.
 





Editor:
Achmad Munandar
KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

KKN Tematik Undip Bantu Warga Sukorejo Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan Pelet Ayam Kampung

 

Foto praktik pembuatan pelet

wirausahanesia.com - Universitas Diponegoro melalui kegiatan KKN Tematik “Zero Waste Farming System” melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu Desa kolaborasi program Iptek Bagi Desa Binaan Undip (IDBU) Tahun 2024.

Pada hari Selasa (22/10/2024), Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Kelompok Ternak Desa Sukorejo mengadakan pelatihan pembuatan pakan pelet ayam kampung di kediaman Kepala Desa Sukorejo. 

Kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh salah satu anggota KKN Tematik Undip, Bilqis Nur Fadilah, pada hari Kamis (22/10/2024) pukul 20.00 WIB. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa Sukorejo, Kelompok Ternak Sukorejo dan mahasiswa KKN Tematik Undip. 

“Pembuatan pelet diawali dengan membuat formulasi ransum yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dari ayam kampung. Bahan pakan yang digunakan meliputi jagung giling, dedak padi, bungkil kedelai, pollard, molasses, CaCO3, dan premix. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mesin pelet. Pelet yang terbentuk selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air sehingga pelet lebih awet dan tahan lama” ujarnya. 



Foto pakan pelet ayam kampung


Kepala Desa Sukorejo memberikan apresiasi dan tanggapan kepada mahasiswa yang telah memberikan edukasi bagi masyarakat. “Dengan adanya pelatihan pembuatan pelet ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada kelompok ternak mengenai tata cara dan bahan-bahan yang diperlukan  dalam pembuatan pelet” ujar pak Sukrisno. 

Kegiatan pelatihan pembuatan pelet ayam kampung ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan ternak berkualitas dan mendorong peternak di Desa Sukorejo untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi melalui produksi pakan sendiri dan peningkatan hasil ternak.



Editor:
Achmad Munandar
Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator

Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator

 



wirausahanesia.com - Jika jaman dahulu orang masuk kategori kaya jika punya rumah bagus, banyak sawang atau ladang dan punya banyak hewan ternak. Agaknya definisi tersebut kini sudah bergeser, orang bisa disebut kaya jika punya banyak followers di sosial media seperti TikTok, Instagram, X atau subscriber di Youtube.

Maka wajar jika generasi sekarang kalau ditanya cita-citanya mau jadi apa, bukan lagi profesi seperti dokter, pilot atau guru jawabannya, namun sudah bergeser ingin jadi TikToker atau Youtuber.

Tidak heran karena mereka terinfluence dengan apa yang bisa dicapai para TikToker, Selebgram hingga Youtuber yang sukses mendapatkan pundi-pundi sehingga taraf kehidupannya menjadi lebih baik. Walau yang perlu dicatat proses mencapai semua itu tidaklah mudah dan bisa digapai dengan cara instan.

Nah seperti judul di atas, lewat postingan kami kali ini yuk coba kita bedah dari mana saja para Konten Kreator ini bisa mendapatkan penghasilan dan bagaimana caranya, yuk langsung saja ini dia pembahasannya.



1. Adsense
Adsense adalah hal umum yang menjadi penghasilan para content creator khusus di platform Youtube. Video yang ditayangkan bisa domenetasi dan ditayangkan iklan oleh youtube, hasilnya akan dibagi antara pemilik channel dan google. Namun sebuah channel baru bisa dimonetise jika sudah mencapai batas tertentu yaitu minimal 1000 subcriber dan 4000 jam tayang.



2. Endorse
Para konten kreator bisa mendapat penghasilan dari endorse, yaitu pihak yang membayarkan sejumlah uang agar produk atau usaha jasanya dipromosikan di sosial media konten kreator tersebut. Nilainya sangat variatif dari ratusan ribu hingga puluhan juta tergantung seberapa banyak followers, engadgement, eksposur dan matrik-matrik lain yang jadi indikator penilaian.



3. Undangan pembicara
Selain dua sumber di atas, dengan popularitas yang didapat di sosial media memungkinkan konten kretaor mendapatkan undangan dari acara seminar, garthering, promosi dan lain sebagainya dan akan mendapatkan bayaran.



4. Brand Ambasador
Brand Ambasador atau BA juga biasanya jadi salah satu sumber penghasilan konten kreator, misal TikToker dengan konten beauty bisa jadi BA produk skin care dan lain sebagainya.



5. Menjual Produk dan Merchandise
Selain memprosikan dan menjualkan produk orang lain, banyak juga para konten kreator yang akhirnya membuat produk dengan brand sendiri dan menjualnya. Produk yang sering dijual misalnya skin care, fashion atau merchandise.



6. Membuat bisnis kuliner
Bisnis kuliner juga sangat sering jadi pilihan para konten kreator, hasil dari adsense atau endorse mereka gunakan sebagai modal usaha yang justru memang berbeda dari keahlihan mereka, ibarat kata pepatah menaruh telur dikeranjang yang berbeda.



7. Subscription
Subcription atau berlangganan disebut-sebut bakal menjadi masa depan sumber pengasilan konten kreator, pemilik media dan sosial media.

Hal ini sudah lebih dulu dilakukan dalam industri palrform streaming seperti Netflix dan media berita di luar negeri seperti The New York Times hingga sosial media seperti Yootube dan Spotify. 

Pengguna gratisan akan mendapatkan iklan dan untuk mendapatkan pengalaman tanpa iklan pengguna harus berlangganan dengan sejumlah uang. 

Penerapan konsep subcription di channel youtube memungkinkan subcriber mendapatkan konten eksklusif atau duluan bisa menikmati konten baru.



8. Donasi gift
Selain tujuh sumber penghasilan di atas, para konten kretor juga bisa mendapatkan penghasilan dari donasi para penikmat karya mereka. Saat ini sudah banyak cara mendapatkan dukungan misalnya lewat aplikasi Saweria, KaryaKarsa, Patreon dan masih banyak lagi yang lainnya.




Baik demikian tadi sobat wirausahanesia, postingan kita kali ini tentang Membedah 8 Sumber Penghasilan Para Konten Kreator, semoga bermanfaat untuk sobat yang mau jadi konten kreator, ingat jika sudah berhasil mendapatkan penghasilan gunanakan uangnya dengan bijak ya, sampai jumpa.




Penulis
Nandar
Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding

Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding

 



wirausahanesia.com - Jika sebelumnya jualan keliling identik dengan saur mayur, jajanan seperti bakso, mie ayam, pentol ojek, perabotan rumah tangga dll kini apapun nyaris bisa dijual dengan cara keliling, termasuk sembako.

Umumnya sembako dari beras, minyak, gula, bumbu dapur, detergen, sabun, pasta gigi, pewangi dll dijual oleh toko sembako terdekat kini pada hari-hari tertentu sudah ada penjual berkeliling menawarkan kebutuhan tersebut.

Penjual keliling ini berani menawarkan harga yang kompetitif, sedikit lebih murah dari harga toko kelontong atau sama dengan harga di pasar kecamatan karena mereka memperoleh produk sembako langsung dari distributor dengan harga grosir, bahkan untuk jenis beras misalnya pemilik penggilingan yang berjualan keliling sehingga harga mampu bersaing.

Penjual kebutuhan sehari-hari ini berkeliling pada hari tertentu dan dijuluki sesuai hari berjualannya, misal "Bakul Beras Minggu" datang setiap hari minggu berkeliling menjual beras dengan mobil pickup, "Bakul Seloso" berjualan pada hari Selasa menjual aneka kebutuhan dapur dari bumbu, sabun, detergen, shampo, pasta gigi, pewangi dll. Biasanya mumpung ada penjual datang masyarakat membeli dalam jumlah banyak, sebut saja shampo dan pewangi sachet kalau biasanya beli satu-dua saja kini beli langsung satu renteng untuk kebutuhan seminggu kedepan.

Fenomena ini sedikit banyak sebenarnya mengurangi penjualan toko kelontong, namun di sisi yang lain juga bisa dimanfaatkan oleh penjual setempat untuk jadi kesempatan kulakan harga grosir, mungkin sedikit lebih mahal dari distributor langganan tapi setidaknya hemat biaya transport untuk ke pasar.

Selain itu karena penjual keliling ini datang seminggu sekali, jeda antar waktunya juga masih menjadi milik toko kelontong setempat sehingga tidak saling merugikan.

Jadi untuk sobat yang sekarang sedang mencari ide usaha, jualan sembako dengan cara berkeliling dengan mobil pickup bisa jadi sebuah alternatif untuk dicoba. 

Kunci keberhasilan usaha ini adalah mendapatkan produk langsung dari istributor, grosir atau rajin mencari promo di media online sehingga bisa dijual kembali dengan harga grosir namun masih untung. Tentu saja marginya akan sangat kecil mungkin tidak hanya ribuan tapi juga beberapa ratus rupiah saja, tipsnya adalah tingkatkan volume penjualan sehingga hasil akhirnya akan tetap banyak.

Tips berikutnya berjualanlah di daerah yang jauh dari pasar kecamatan, makin pelosok makin besar peluangnya mendapatkan banyak pembeli karena akses ke penjual grosir jauh dari rumah warga.

Kami sarankan juga untuk mau dan berani menerima pesanan, biasanya di desa warga sering punya hajatan dan banyak sekali kebutuhan sembako baik bagi yang punya hajatan atau warga yang mau menyumbang. Bulan-bulan seperti Syawal, Dzulhijah atau Besar akan banyak warga yang menggelar hajatan dari pernikahan hingga sunatan jadikan ini sebagai salah satu kesempatan untuk mendapatkan penjualan yang besar.

Baik sobat pembaca, demikian tadi postingan kita kali ini tentang Peluang Usaha Jual Sembako Keliling Dengan Pickup Potensinya Bikin Merinding semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar
Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3

Modul Matematika: Solusi Baru untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa SD Negeri Gilirejo 3



wirausahanesia.comSragen (09/08) - Mahasiswa KKN Tim II UNDIP membuat modul pembelajaran matematika untuk siswa kelas 4 sekolah dasar, yang diserahkan kepada guru SD Negeri Gilirejo 3 pada Jumat, 9 Agustus 2024. Selama ini, matematika sering kali dianggap sulit dan menakutkan oleh banyak siswa karena mereka merasa kesulitan memahami konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini mungkin karena kurangnya buku modul tambahan untuk latihan di luar jam sekolah sehingga membuat siswa kesulitan dalam menguasai materi matematika dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN menyusun modul yang berisi materi, rumus-rumus singkat, dan latihan soal yang dirancang untuk membantu siswa memahami matematika dengan lebih mudah.

Dengan adanya modul ini, diharapkan siswa SD Negeri Gilirejo 3 dapat merasa lebih percaya diri dalam belajar matematika dan dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi selama ini. Modul ini bertujuan untuk memberikan dukungan tambahan yang dibutuhkan siswa untuk menguasai konsep-konsep matematika secara efektif. Selain itu, diharapkan modul ini juga akan membantu para guru dalam mengajarkan matematika dengan cara yang lebih menarik dan terstruktur, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Modul yang telah dibuat, diberikan kepada guru di SD Negeri Gilirejo 3 dalam bentuk hardfile yaitu modul cetak.



Penulis : 
Hanum Wifani Khasanah 
(Matematika - FSM)

Dosen Pembimbing Lapangan : 
Mochammad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar
Lebih Untung dan Terjamin! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut

Lebih Untung dan Terjamin! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut

 


Pelaksanaan Program Monodisiplin terkait Emping Garut

wirausahanesia.comSragen (19/07) - Di Desa Gilirejo yang berada di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ditemukan suatu penemuan menarik, terdapat beberapa UMKM lokal telah menjadi produsen Emping Garut potensial. Proses produksinya terbatas pada musim, karena Garut hanya bisa tumbuh subur saat musim hujan. Meskipun demikian, Emping Garut dari Desa Gilirejo dikenal memiliki kualitas yang bersaing dengan produk dari daerah lain di Kabupaten Sragen. Ini karena bahan baku mereka berasal dari tanaman yang ditanam oleh warga sendiri. Meskipun masih dihadapkan pada tantangan musiman, semangat untuk mempertahankan tradisi dan kualitas tetap kuat di antara para produsen UMKM ini.

Pemasaran yang hanya dilakukan ke tengkulak saja sebenarnya menimbulkan suatu kerugian besar bagi produsen, sebab harga yang diberikan tidak diketahui nantinya diberikan berapa atau masih belum pasti dimana hal ini juga termasuk besaran jumlah produk yang akan dijual. Tengkulak yang nakal dapat mematok harga rendah agar mendapat keuntungan lebih tinggi ketika akan dipasarkan. Besaran jumlah yang akan dipasarkan juga tentunya tidak diketahui oleh produsen. Sebagai contoh, tengkulak membeli 50 kg Emping Garut dari produsen dengan harga Rp 1.500.000,- yang mana per kg dihargai Rp 30.000,- ternyata kemudian dijual ke luar dengan harga per kg Rp 50.000,-. Keuntungan ini yang sebenarnya dapat diperoleh sendiri oleh produsen tanpa perlu melibatkan tengkulak, atau pun jika dengan adanya tengkulak maka diharapkan tidak terjadi hal demikian.

Berangkat dari hal ini, mahasiswa Tim II KKN Undip ingin memberikan Penyuluhan Hukum dan Pendampingan Pentingnya Pembuatan Kontrak dalam Kegiatan UMKM Emping Garut, dimana kontrak disini berfungsi sebagai hukum atau undang-undang bagi para pihak (Pasal 1338 KUHPerdata) yakni yang mengikat antara produsen dan tengkulak untuk melakukan jual beli yang menguntungkan kedua belah pihak. Diluar hal itu, dapat pula sebagai alat atau instrumen untuk memantau dan mengontrol, dan penentu cara penyelesaian suatu masalah jika nantinya di tengah proses terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Hal-hal semacam ini nantinya akan disepakati kedua belah pihak dimana tidak diperlukan suatu Akta Otentik yang dibuat oleh Pejabat Berwenang, melainkan dapat juga melalui Akta Dibawah Tangan saja. Akta ini dapat dibuat oleh pihak-pihak berkepentingan saja, yakni produsen dan tengkulak dengan menyepakati hal-hal seperti hak dan kewajiban baik dari produsen dan pengepul, spesifikasi produk yang akan dibuat seperti misal ukurannya besar atau kecil, masa kontrak, harga jual, penyelesaian jika terjadi permasalahan, dan seterusnya.
 
Program Monodisiplin ini dilaksanakan berbarengan dengan Program Monodisiplin Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM, sehingga memiliki sasaran yang sama dari hasil survei yakni 4 produsen UMKM Emping Garut yang ingin untuk mengembangkan produk Emping Garut ini yakni di antaranya adalah Ibu Semi, Ibu Tuminem, Ibu Waginem, dan Ibu Sugimin. Pengambilan sasaran dari survei ini didasarkan pada adanya kesamaan keinginan antara produsen-produsen ini untuk memasarkan produknya lebih luas lagi dan meminimalisir adanya kerugian, dengan cara di luar melalui pendaftaran hak merek yang berbayar.

Program Monodisiplin ini juga bekerja sama dengan Proker Mono lain terkait Emping Garut dimana pelaksanaannya dengan mengunjungi rumah per rumah (door-to-door) pelaku UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo. Pertama, dilakukan penyuluhan hukum pentingnya kontrak dalam kegiatan UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo kepada para produsen potensial Emping Garut ini. Kemudian diberikan pula pendampingan contoh pembuatan kontrak dalam kegiatan UMKM Produksi Emping Garut di Desa Gilirejo. Kepada para produsen ini diberikan luaran yakni leaflet terkait fungsi, jenis, manfaat kontrak sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.



 
Penyuluhan Hukum dan Pendampingan 
Pentingnya Pembuatan Kontrak dalam Kegiatan UMKM


4 produsen UMKM Emping Garut ini menyatakan bahwa kontrak ini dapat dijadikan sebagai solusi kuat untuk mengatasi kemungkinan kerugian karena adanya ketidakstabilan harga dan jumlah produksi barang. Hal lainnya juga kontrak ini diharapkan dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling percaya antara produsen dan tengkulak. Nantinya juga mereka berharap kontrak ini bisa bermanfaat untuk membuka pintu global melalui dijalinnya kemitraan dengan perusahaan besar dengan jaringan pemasaran internasional.



Penulis: 
Ghina Sonia Utaminingtyas 
(Ilmu Hukum - FH)

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Mochamad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar
Menjadi Lebih Mudah untuk Ditemui! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM Lokal Emping Garut

Menjadi Lebih Mudah untuk Ditemui! Mahasiswa Tim 2 KKN Undip Memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM Lokal Emping Garut

 

wirausahanesia.com Sragen (19/07) - Berkaca dari temuan di masyarakat Desa Gilirejo, terdapat lebih dari satu produsen Emping Garut sebagai UMKM potensial desa yang proses produksi dilakukan musiman. Hal ini dikarenakan ketersediaan dari Garut sendiri yang proses penanamannya hanya dapat dilakukan dengan baik di musim penghujan, sehingga Emping Garut ini baru bisa dibuat pada musim kemarau. Meskipun begitu Emping Garut dari Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini memiliki kualitas yang tidak kalah saing dari Emping Garut dari wilayah lain di Kabupaten Sragen, karena bahan dasarnya memang merupakan hasil tanam warga sendiri.

Namun, produk potensial ini menjadi kurang diminati masyarakat di pasaran karena belum adanya merek yang pasti terkait mana Emping Garut yang memang berkualitas baik dan enak dengan yang tidak. Banyaknya Emping Garut di pasaran berasal dari penjualan tengkulak yang membeli dari produsen-produsen yang memberikan harga murah karena proses produksi yang dilakukan asal-asalan atau tidak memperhatikan kualitas dari produknya. Hal ini berdampak pada turunnya minat masyarakat terhadap Emping Garut karena ternyata yang ada di pasaran itu bukanlah Emping Garut yang berkualitas baik, sedangkan Emping Garut yang berkualitas baik ini belum bisa turut bersaing karena tidak memiliki merek.

Tentunya ini sangat merugikan produsen Emping Garut yang telah menjaga kualitasnya karena produknya menjadi kurang diminati karena ada labelling kurang baik sebagai dampak dari produk lain yang telah beredar di pasaran. Berangkat dari hal itu, mahasiswa Tim II KKN Undip berniat untuk melaksanakan Program Monodisiplin yakni memberikan Penyuluhan Hukum terkait Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM, dengan harapan melalui adanya merek maka produk Emping Garut dari Desa Gilirejo dapat lebih bersaing di pasaran. Selain itu, dari segi harga akan lebih pasti jika akan di pasarkan dimana pemasarannya sendiri dapat dilakukan di toko-toko baik yang masih di Kabupaten Sragen, tempat oleh-oleh di wilayah lain maupun secara online karena telah legal. Dengan begitu pula tentunya di pasaran nantinya akan lebih diketahui bahwa Emping Garut yang enak adalah Emping Garut bermerek tersebut yang berasal atau diproduksi oleh masyarakat potensial Desa Gilirejo.

Dalam keberjalanan Program Monodisiplin ini telah dilaksanakan survei terkait produsen-produsen potensial di Desa Gilirejo yang memang ingin untuk mengembangkan produknya di pasaran. Sudah ada 1 inisiator UMKM Emping Garut ini yakni Pak Parmin yang produknya telah memiliki merek, sertifikasi halal, pengemasan baik, dan kualitasnya tidak main-main. Dari hasil survei akhirnya ditemukan 4 orang lainnya yang ingin untuk mengembangkan produk Emping Garut ini, di antaranya adalah Ibu Semi, Ibu Tuminem, Ibu Waginem, dan Ibu Sugimin.

 
 


Penyuluhan Hukum terkait 
Pentingnya Pendaftaran Hak Merek untuk UMKM


Program Monodisiplin ini kemudian dilaksanakan secara door-to-door mengunjungi satu rumah ke rumah lain 4 produsen potensial ini, yakni pada hari Jumat, 19 Juli 2024 dengan jadwal yang telah ditentukan. Penyuluhan hukum terkait pentingnya pendaftaran merek ini dilaksanakan berbarengan dengan Program Monodisiplin lain yang bersangkutan juga dengan UMKM Emping Garut, yakni terkait Pendampingan UMKM Emping Garut mengenai Pelabelan Produk dan Pendampingan Digitalisasi Pemasaran pada UMKM Emping Garut.

Penyuluhan ini memaparkan hal-hal yang terdiri dari pentingnya pendaftaran merek, apa saja syarat yang diperlukan untuk pendaftaran merek, dan tata cara pendaftaran merek. Luaran dari Program Monodisiplin ini berbentuk poster yang mencakup hal-hal yang dipaparkan tersebut dimana diberikan pada 4 produsen potensial UMKM Emping Garut yang menjadi sasaran. 

4 produsen potensial UMKM Emping Garut ini sangat antusias pada proses diskusi yang dilakukan terkait pendaftaran merek ini. Melalui diberikan poster yang telah mencakup bagaimana tata cara pendaftaran merek yang dapat dilakukan secara online saja ini, muncul harapan ketika nantinya ada biaya ingin untuk segera mendaftarkan merek dari produk Emping Garutnya sehingga dapat lebih luas lagi untuk dipasarkan.



Penulis: 
Ghina Sonia Utaminingtyas 
(Ilmu Hukum - FH)

Dosen Pembimbing Lapangan: 
Mochamad Rizki Fitrianto, S.AP., M.AP

Editor:
Achmad Munandar

Revolusi Branding UMKM Keripik Gatot Kelurahan Lalung : Pentingnya Label Kemasan Produk yang Menarik

Revolusi Branding UMKM Keripik Gatot Kelurahan Lalung : Pentingnya Label Kemasan Produk yang Menarik




wirausahanesia.comKaranganyar, 13 Agustus 2024 - Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Administrasi Bisnis dari Universitas mengadakan pelatihan bertema "Revolusi Branding UMKM: Pentingnya Label Kemasan Produk yang Menarik". Pelatihan ini bertujuan untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Keripik Gatot di Kelurahan Lalung dalam meningkatkan daya tarik produknya melalui pembuatan label kemasan yang kreatif dan profesional menggunakan aplikasi desain grafis Canva.

Kegiatan pelatihan ini berlangsung pada tanggal 24 – 25 Juli 2024 oleh Elita Rizki Santiyani mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. Dalam pelatihan ini, mahasiswa memberikan pengetahuan dasar mengenai pentingnya branding dan peran label kemasan dalam membentuk citra produk di mata konsumen. Pelatihan dimulai dengan pemaparan tentang pentingnya label kemasan yang menarik dan informatif. Mahasiswa menjelaskan bahwa label kemasan tidak hanya berfungsi sebagai identitas produk, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang mampu menarik perhatian konsumen dan membedakan produk dari pesaing. Label yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan persepsi kualitas dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Selanjutnya, pelaku usaha diajarkan cara membuat label kemasan menggunakan Canva, sebuah platform desain grafis yang mudah digunakan. Pelatihan ini mencakup langkah-langkah dasar seperti pemilihan template, penggunaan elemen desain, penyesuaian warna, dan penempatan logo serta informasi produk. Mahasiswa juga memberikan tips tentang cara menciptakan desain yang konsisten dengan branding produk dan target pasar.

Setelah pemaparan materi, pelaku usaha diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan label kemasan mereka sendiri. Dengan bimbingan mahasiswa, pelaku UMKM keripik gatot mencoba membuat label yang sesuai dengan karakteristik produknya. 

 



Pelatihan ini mendapat sambutan antusias dari pelaku usaha yaitu Pak Asep, selaku pengusaha keripik gatot di Kelurahan Lalung, mengungkapkan rasa puasnya setelah mengikuti pelatihan ini. "Selama ini saya hanya menggunakan label sederhana yang dibuat seadanya. Dengan pelatihan ini, saya jadi lebih paham bagaimana membuat label yang lebih menarik dan profesional. Saya yakin ini bisa membantu meningkatkan penjualan produk saya," ujarnya. Dampak positif dari pelatihan ini dapat dilihat pada UMKM Keripik Gatot yang langsung menerapkan hasil desain label barunya. 

Program ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendukung perkembangan UMKM di Kelurahan Lalung agar lebih kompetitif di pasar lokal dan regional. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan UMKM dapat semakin memahami pentingnya branding dan memiliki keterampilan untuk mendesain label kemasan yang menarik, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk mereka.




Penulis: 
Elita Rizki Santiyani
Administrasi Bisnis (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Dosen Pembimbing KKN:  
- Zaenul Muhlisin, S.Si., M.Si., F.Med., 
- Umaira Hayuning Anggayasti, S.H.,M.KnNIP.

Lokasi KKN: 
Kelurahan Lalung
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar

Editor:
Achmad Munandar
Optimalisasi Digital Marketing UMKM di Kelurahan Lalung : Melalui Media Sosial Instagram

Optimalisasi Digital Marketing UMKM di Kelurahan Lalung : Melalui Media Sosial Instagram

 




wirausahanesia.comKaranganyar, 13 Agustus 2024 - Mahasiswa dari Universitas Diponegoro melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Lalung dengan tema "Optimalisasi Digital Marketing UMKM melalui Media Sosial Instagram". Program ini bertujuan untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Lalung agar lebih adaptif dan inovatif dalam memanfaatkan media sosial, khususnya Instagram, sebagai alat pemasaran digital. Kegiatan pelatihan ini berlangsung pada tanggal 24-25 Juli 2024 oleh Elita Rizki Santiyani mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. Dalam program tersebut, mahasiswa bekerja sama dengan sejumlah UMKM di Kelurahan Lalung untuk memberikan pelatihan serta pendampingan mengenai strategi pemasaran digital yang efektif melalui Instagram. 

   




Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek penting dari digital marketing, seperti cara membuat konten yang menarik, penggunaan fitur-fitur Instagram seperti Instagram Stories, Reels, dan lainnya, serta cara memanfaatkan hashtag yang relevan untuk meningkatkan visibilitas produk. Selain itu, mahasiswa juga memberikan panduan tentang bagaimana cara berinteraksi dengan pelanggan secara efektif melalui platform ini, serta pentingnya menjaga branding yang konsisten. Selain teori, mahasiswa juga mendampingi pelaku UMKM dalam praktik langsung. Mereka membantu UMKM membuat dan mengelola akun Instagram bisnis, mulai dari pembuatan profil, pengaturan tampilan feed, hingga pembuatan konten yang sesuai dengan karakteristik produk dan target pasar. Pendampingan ini dilakukan secara personal, menyesuaikan kebutuhan dan kapabilitas masing-masing UMKM.

Program ini mendapat respon positif dari para pelaku UMKM di Kelurahan Lalung. Bapak Darno, salah satu pengusaha es krim di kelurahan tersebut, menyatakan bahwa beliau mendapatkan wawasan baru tentang cara memasarkan produknya secara lebih luas melalui Instagram. "Selama ini saya hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Dengan adanya pelatihan ini, saya jadi lebih paham bagaimana memanfaatkan Instagram untuk menjangkau lebih banyak pelanggan," ujarnya.

Program ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga jangka panjang dalam pengembangan UMKM di Kelurahan Lalung, dengan membekali mereka kemampuan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital.



Penulis: 
Elita Rizki Santiyani 
Administrasi Bisnis 
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Dosen Pembimbing KKN:  
- Zaenul Muhlisin, S.Si., M.Si., F.Med., 
- Umaira Hayuning Anggayasti, S.H.,M.KnNIP.

Lokasi KKN: 
Kelurahan Lalung
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar

Editor:
Achmad Munandar
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Lalung

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Lalung

 



Kegiatan Pemeriksaan Rutin di Posyandu Lansia Kelurahan Lalung 
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

wirausahanesia.com -Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar (08/08/2024) - Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro melaksanakan serangkaian kegiatan untuk mengajak masyarakat menerapkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang bertepatan dengan kegiatan Posyandu Lansia di Kelurahan Lalung. Kegiatan ini mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Lalung”. Program PHBS ini merupakan bagian dari program kerja multidisiplin Tim KKN UNDIP. 

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak sekali perubahan dalam tatanan kehidupan sehari-hari salah satunya adalah kebiasaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) di lingkungan masyarakat Kelurahan Lalung. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat sudah mulai meninggalkan kebiasaan tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) dimana ini merupakan kewajiban yang penting dilakukan sebagai upaya peningkatan status kesehatan. 

Dalam rangka upaya preventif atau pencegahan terhadap penyakit yang sering merebak akibat perubahan musim seperti sekarang ini, Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro mempunyai isisatif untuk melakukan kegiatan sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat Kelurahan Lalung. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah program khusus dari pemerintah indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mayarakat indonesia secara keseluruhan. Adapun manfaat dari PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) diantaranya adalah menciptakan keluarga yang sehat serta meminimalisir masalah kesehatan yang akan terjadi di dalam keluarga.

Kegiatan diawali dengan edukasi secara langsung kepada masyarakat melalui poster tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) yang didalamnya berisi pengertian, manfaat serta indikator dari PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) di dalam keluarga. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) adalah perilaku kesehatan yang dilakukan dengan kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri, keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Kegiatan ditutup dengan senam bersama yang diikuti oleh 25  masyarakat Kelurahan Lalung.

 





Pemberian Edukasi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada Masyarakat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Seluruh masyarakat memberikan respon yang positif terhadap program tersebut. Hal itu dapat dilihat dari antusiasme ibu-ibu dan bapak-bapak dalam menanyakan materi serta tips untuk menerapkan PHBS. Masyarakat juga merasa sangat terbantu dengan adanya program ini. Ibu Endar, selaku salah satu kader posyandu lansia juga memberikan respon positif terhadap program ini. Ibu Endar menyatakan, “Dengan adanya program kerja dari mas mba KKN ini, kader posyandu menjadi mengenal lebih dalam terkait pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan membuka pengetahuan masyarakat di Kelurahan Lalung ini mengenai pentingnya menerapkan PHBS.” Masyarakat di Kelurahan Lalung juga berharap kedepannya agar lebih banyak program-program edukasi seperti ini, terutama edukasi yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.


Penulis: 
1. Rayhan Arlistya Pratama
2. Aldi Mulyadi
3. Elita Rizki Santiyani
4. Faneza Putri Anggraini
5. Natasya Olivia Putri Setiawan
6. Dhiya Mazaya
7. Adrianus Satrio LU
8. Anisa Siti Solehah

Dosen Pembimbing Lapangan: 
1. Umaira Hayuning Anggayasti, S.H.,M.Kn
2. Zaenul Muhlisin, S.Si., M.Si., F.Med.,

Lokasi: 
Dusun Tegalsari, Kelurahan Lalung
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar 

Editor:
Achmad Munandar
Masyarakat Lalung Berdaya, Kurangi Sampah Plastik dengan Ecobrick

Masyarakat Lalung Berdaya, Kurangi Sampah Plastik dengan Ecobrick

 



Pelaksanaan Program Kerja Lalung Ecobricks


wirausahanesia.com - Kelurahan Lalung, (06/08/2024) -  Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II dari Universitas Diponegoro yang ditempatkan di Kelurahan Lalung berhasil menggulirkan program inovatif dalam upaya mengatasi permasalahan sampah plastik di Kelurahan Lalung. Program Lalung Ecobrick yang fokus pada pengenalan dan pendampingan pembuatan ecobrick telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Kegiatan KKN ini dilaksanakan dengan melibatkan beberapa masyarakat di Kelurahan Lalung, khususnya bagi ibu-ibu PKK Kelurahan. Melalui sosialisasi yang intensif, mahasiswa KKN memberikan pemahaman tentang dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan dan cara sederhana mengolahnya melalui ecobrick sehingga mampu menghasilkan barang yang memiliki nilai estetika maupun nilai fungsional.

"Ecobrick ini sangat bermanfaat, selain mengurangi sampah plastik di lingkungan, juga bisa dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai produk yang bernilai tambah," ujar Ibu Ismu, salah satu warga Kelurahan Lalung.

Dalam pelaksanaan program, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan teori, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung pembuatan ecobrick. kegiatan tersebut diikuti sangat antusias oleh para partisipan. Mahasiswa KKN juga mendampingi warga dalam memilih jenis plastik yang sesuai, memotong, dan memadatkannya ke dalam botol plastik hingga padat.

"Kami sangat antusias dengan program ini. Selain mendapatkan pengetahuan baru, kami juga bisa berkontribusi langsung dalam menjaga kebersihan lingkungan," tambah (Ibu Endar).
Selama pelaksanaan program, sejumlah hasil positif telah berhasil dicapai, antara lain:

● Peningkatan kesadaran masyarakat: Mayoritas warga Kelurahan Lalung kini lebih peduli terhadap masalah sampah plastik dan bersedia untuk mengurangi penggunaannya.

● Terbentuknya kelompok peduli lingkungan: Beberapa warga berinisiatif membentuk kelompok kecil untuk terus memproduksi ecobrick dan mengolahnya menjadi produk yang lebih bermanfaat.

● Terciptanya lingkungan yang lebih bersih: Jumlah sampah plastik yang berserakan di lingkungan sekitar berkurang secara signifikan.
 






Pelaksanaan Program Kerja Lalung Ecobricks


Mahasiswa KKN berharap program Lalung Ecobrick dapat terus berlanjut dan semakin berkembang. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi permasalahan sampah plastik.

"Kami berharap program ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola sampah. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang," pungkas (Rayhan Arlistya Pratama).



Penulis: 
1. Rayhan Arlistya Pratama
2. Aldi Mulyadi
3. Elita Rizki Santiyani
4. Faneza Putri Anggraini
5. Natasya Olivia Putri Setiawan
6. Dhiya Mazaya
7. Adrianus Satrio LU
8. Anisa Siti Solehah

Dosen Pembimbing Lapangan: 
1. Umaira Hayuning Anggayasti, S.H.,M.Kn
2. Zaenul Muhlisin, S.Si., M.Si., F.Med.,

Lokasi: 
Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Karanganyar 

Editor:
Achmad Munandar
Reportase Kegiatan Pelatihan Pembuatan Produk Nugget Dengan Olahan Ikan Lele

Reportase Kegiatan Pelatihan Pembuatan Produk Nugget Dengan Olahan Ikan Lele

 


(Sumber: Dokumentasi Penulis 2024)


wirausahanesia.com - Pekalongan (26/7/24) telah dilaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan nuggut dari bahan dasar ikan Lele di salah satu rumah warga desa Pajomblangan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2024. Acara ini dadakan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi ikan sebagai salah satu mencegah stunting. Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 ibu-ibu desa Pajomblangan.

Acara dimulai dengan kegiatan pengajian, setelah itu Ketua Fatayat memperkenalkan mahasiswa yang akan melaksanakan program kerja monodisiplin masing-masing. 

Pelatihan dilakukan oleh Rieska Deviani, Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan angkatan 2021. Dalam kegiatan ini, Rieska Deviani memperkenalkan sebuah produk nuggut yang berbahan dasar ikan lele dan menjelaskan mengenai alat bahan yang diperlukan hingga langkah-langkah pembuatan nuggut Lele.

Setelah melakukan pelatihan mengenai cara pembuatan nuggut Lele, Rieska Deviani melakukan pembagian produk nuggut Lele kepada Ibu dan Anak yang hadir pada kegiatan pelatihan. Pada saat dilakukan pembagian nuggut Lele, Rieska Deviani menampung pertanyaan, saran, dan komentar dari Ibu dan Anak yang telah mengikuti pelatihan. Rieska Deviani menjawa pertanyaan yang diberikan dengan rinci dan kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama.






(Sumber: Dokumentasi Penulis 2024)

Kegiatan pelatihan ini berhasil memberikan informasi mengenai inovasi terbaru pengelolaan ikan Lele menjadi olahan nuggut yang dapat dikonsumsi oleh anak. Dalam berjalannya kegiatan para peserta menunjukkan antusiasme dan aktif bertanya mengenai perbandingan resep yang digunakan pada pembuatan nuggut lele. Diharapkan pada kegiatan ini dapat bermanfaat dan diterapkan di rumah untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah adanya stunting di masyarakat sekitar.



Editor:
Achmad Munandar
“Keuangan Nggak Dicatat, Emang Nggak Takut Rugi?” Mahasiswa KKN UNDIP Memberikan Pendampingan Dan Pelatihan Pembukuan Akuntansi Keuangan Menggunakan Excel

“Keuangan Nggak Dicatat, Emang Nggak Takut Rugi?” Mahasiswa KKN UNDIP Memberikan Pendampingan Dan Pelatihan Pembukuan Akuntansi Keuangan Menggunakan Excel




wirausahanesia.com - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro melakukan kegiatan pendampingan dan pelatihan pembukuan akuntansi keuangan menggunakan excel oleh Ardian Purbo Pangestu dari jurusan D4 Akuntansi Perpajakan kepada salah satu pengusaha dagang pakaian di Desa Pajomblangan, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan pada hari Rabu, 24 Juli 2024.

Pembukuan akuntansi keuangan adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu kegiatan berwirausaha. Pembukuan ini bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang akurat dan lengkap, yang mana nantinya laporan keuangan ini menjadi perhitungan bagi pemilik usaha untuk menentukan laba atau rugi yang diperoleh.

Berdasarkan survei dan wawancara yang dilakukan pada salah satu pedagang pakaian online, pencatatan transaksi tidak dilakukan setiap hari akan tetapi pencatatan penjualan dan pembelian barang dari supplyer terbilang lengkap karena digunakan untuk melaporkan barang yang diterima dari supplyer tersebut. Pencatatan transaksi yang kurang lengkap tidak dapat menentukan laba rugi yang sesungguhnya. Selain itu, pencatatan keuangan yang masih menggunakan cara manual dapat terjadi kemungkinan salah perhitungan atau salah catat.
 







Maka dari itu Mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan pendampingan dan pelatihan pembukuan akuntansi keuangan menggunakan excel. Program ini bertujuan untuk membantu salah satu pengusaha dagang online guna menentukan laba rugi dan pengenalan penggunaan aplikasi excel untuk memudahkan kegiatan usahanya. Program ini berlangsung sekitar dua minggu karena pengumpulan data yang kurang lengkap dan pemindahan data ke excel perlu waktu yang cukup lama.

Dengan adanya pendampingan dan pelatihan digitalisasi pembukuan ini diharapkan dapat membantu pengusaha di Desa Pajomblangan dalam membuat pembukuan keuangan usaha yang dimiliki. Sehingga dapat memudahkan proses pencatatan keuangan serta mengetahui dengan jelas keuntungan dan kerugian usahanya.



Editor:
Achmad Munandar