Gelar Pelatihan Ecoprint, Mahasiswa Universitas Diponegoro Kenalkan Alternatif Pewarnaan Bahan Tekstil Ramah Lingkungan

Gelar Pelatihan Ecoprint, Mahasiswa Universitas Diponegoro Kenalkan Alternatif Pewarnaan Bahan Tekstil Ramah Lingkungan

 

Pelatihan Ecoprint sebagai Teknik Pewarnaan Bahan Tekstil Ramah Lingkungan 
di Desa Pepedan, Kec. Moga, Kab. Pemalang, Minggu (28/1). 
(Sumber: Dok. Pribadi)

wirausahanesia.comDesa Pepedan, Pemalang–Dalam era industri tekstil yang berkembang pesat, kebutuhan akan pewarnaan bahan tekstil semakin meningkat secara signifikan. Namun, seiring dengan peningkatan kebutuhan ini, juga muncul kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan kesehatan manusia akibat penggunaan bahan kimia dalam proses pewarnaan konvensional. Teknik Ecoprint telah muncul sebagai alternatif yang menjanjikan dalam dunia pewarnaan tekstil, dengan menawarkan solusi ramah lingkungan yang mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Sebagai bagian dari program Kerja KKN (Kuliah Kerja Nyata), sebuah inisiatif menarik telah diluncurkan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro untuk memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya Ibu-Ibu PKK RT 07 & 08 Desa Pepedan, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Pelatihan Ecoprint dengan teknik pounding, yang diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2024 oleh Shofi Azkiya Ghassani, merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pewarnaan tekstil yang ramah lingkungan.

Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan kulit buah sebagai pewarna, para peserta diajarkan untuk menciptakan motif dan pola yang unik pada kain. Penggunaan teknik pounding menjadi fokus utama pelatihan, di mana memiliki kelebihan seperti proses yang cepat dan mudah, hasil motif yang rapi dan seragam, serta kemampuan menciptakan beragam desain tanpa memerlukan keterampilan khusus.

Selain memberikan keterampilan baru, pelatihan ini juga memberikan dorongan bagi peserta untuk mengaplikasikan teknik Ecoprint sebagai sarana untuk memanfaatkan sumber daya alam di desa serta sebagaibentuk kreativitas yang bisa diajarkan kembali. Diskusi pun dipicu tentang bagaimana penerapan pewarnaan ramah lingkungan dapat menjadi nilai tambah dalam produk-produk tekstil yang dihasilkan.

Diharapkan pelatihan ini dapat menjadi titik awal yang baik dalam membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui kegiatan sehari-hari.



Penulis: 
Shofi Azkiya Ghassani 
(Mahasiswa S-1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro)