Dukung Program Environmental Sustainability, Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Masyarakat Produksi Eco-Enzim Serbaguna Ramah Lingkungan
Berita KKNKelompok PKK ‘Dahlia’ dan Perwakilan Tim KKN I UNDIP 2023/2024 melakukan sesi foto bersama pasca demonstrasi pembuatan eco enzim di balai Desa Mangli, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Kamis (25/1/24) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
wirausahanesia.com - Pemalang - Berakar dari gagasan mengenai konsep keberlanjutan lingkungan, Mahasiswa KKN UNDIP 2023/2024 bersama dengan PKK ‘Dahlia’ Desa Mangli menggelar pelatihan pembuatan eco enzim sebagai tindak lanjut Gerakan Zero Waste pada skala rumah tangga di Balai Desa Mangli, Kamis (25/1/24).
Acara ini dihadiri oleh Kelompok PKK ‘Dahlia’, Kader Posyandu ‘Dahlia’, dan sejumlah Ibu Rumah Tangga dari wilayah Desa Mangli. Peserta yang turut serta dalam acara ini tampak antusias dengan kegiatan yang berlangsung, dibuktikan melalui sesi tanya-jawab yang kooperatif.
Adopsi inovasi pemanfaatan kembali sampah melalui eco enzim ini dicanangkan sebagai bentuk respons dari kondisi darurat sampah berupa penumpukan limbah rumah tangga sampai UMKM di pinggir jalan umum, hingga berujung pada penutupan TPA di wilayah Pemalang.
Dalam menyikapi masalah ini, Olivia Nurulita Wulandari selaku Mahasiswa Teknik Lingkungan, mencetuskan Program Kerja Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme. Tim I KKN UNDIP menggandeng Kelompok PKK ’Dahlia’ untuk bersama mensosialisasikan dan mendemonstrasikan pembuatan eco enzim yang berbahan dasar sampah organik berupa kulit buah serta sisa sayur sampah rumah tangga.
Lebih lanjut, Olivia juga menegaskan prinsip ’Sampahku tanggung jawabku’ sebagai Upaya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Paradigma bahwa sampah masih memiliki nilai ekonomis baik sebagai sumber energi, pupuk, kompos, hingga bahan baku industri dengan pengelolaan berwawasan lingkungan, mampu berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan dari perspektif lingkungan.
Eco Enzim sendiri merupakan cairan multi guna yang berasal dari sampah organik sebagai bahan baku yang dicampur dengan molase dan air. Bahan-bahan dasar yang digunakan sudah ditimbang sesuai dengan rasio 1 bagian molase, 3 bagian sampah organik, dan 10 bagian air. Zero Waste serta keberlanjutan bagi lingkungan yang diterapkan pada program tersebut, eco enzim sendiri dipastikan menggunakan sampah dapur yakni sayur dan buah-buahan sisa dapur.
Ketua Kelompok PKK ‘Dahlia’ menyatakan dukungannya, bahwa melalui Program Kerja Pelatihan Pembuatan Eco-Enzim ini mampu menjadi solusi bagi masalah sampah dan meningkatkan tanggung jawab akan produksi limbah rumah tangga masing-masing.
“Sampah itu sebenarnya sudah menjadi momok untuk semua kalangan, baik di desa dan kota. Untuk kami, eco enzim ini jadi terobosan anyar. Mungkin biasanya kami hanya sekadar dengar dan baca saja, tapi tidak tahu cara menerapkannya. Dari pelatihan ini, semoga bisa meraih masyarakat, jadi bisa dibuat dari rumah masing-masing lebih dulu.” ujar Ketua Kelompok PKK ‘Dahlia’, Kamis (25/1).
Penulis:
Olivia Nurulita Wulandari
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar