Sebagai Desa dengan Angka Stunting Tertinggi di Kecamatan Kebonarum, Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Edukasi Remaja Putri di Desa Basin sebagai Upaya Pencegahan Stunting
Berita KKNwirausahanesia.com - Klaten, 26 Januari 2025 – Stunting masih menjadi momok besar di Indonesia, termasuk di Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten. Berdasarkan data yang ada, angka stunting di desa ini masih tergolong tinggi dibandingkan desa lain di kecamatan yang sama.
Selama ini, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah desa, salah satunya melalui Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 100 hari bagi balita dan lansia. Namun, upaya ini belum cukup jika tidak ada kesadaran dari generasi muda, khususnya remaja putri, yang nantinya akan menjadi ibu dan berperan penting dalam menentukan kesehatan anak mereka di masa depan.
Menyadari pentingnya edukasi sejak dini, mahasiswa KKN TIM I 2025 Universitas Diponegoro dari berbagai program studi mengadakan penyuluhan pencegahan stunting bagi remaja putri di Pendopo Dusun Nglarang, Desa Basin. Dengan menggunakan metode komunikasi dua arah, mahasiswa tidak hanya memberikan materi, tetapi juga mengajak peserta untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman seputar pola makan dan kesehatan.
Kenapa Stunting Harus Dicegah Sejak Dini?
Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan anak yang terhambat, tetapi juga berdampak besar terhadap perkembangan otak dan kecerdasan. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki daya pikir yang lebih rendah dibandingkan anak dengan gizi yang cukup. Mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak usia remaja. Kenapa? Karena remaja putri yang kurang gizi atau mengalami anemia berisiko lebih tinggi melahirkan anak yang stunting di masa depan.
Remaja Putri Antusias, Mulai Sadar akan Pola Hidup Sehat
Dalam sesi diskusi interaktif, para peserta diajak untuk berbagi kebiasaan makan mereka sehari-hari. Dari diskusi ini, ditemukan bahwa masih banyak remaja yang sering melewatkan sarapan, kurang mengonsumsi sayur dan buah, serta lebih memilih makanan cepat saji yang minim nutrisi.
Salah satu peserta, Dinda, mengaku bahwa ia baru mengetahui betapa pentingnya zat besi dalam mencegah anemia, yang ternyata juga berkaitan dengan risiko stunting. "Aku pikir anemia cuma bikin kita gampang lelah, ternyata kalau kita kurang zat besi sejak remaja, nanti anak kita juga bisa terkena stunting. Aku jadi sadar pentingnya makan makanan yang sehat," ujarnya.
Selain membahas pola makan, mahasiswa UNDIP juga memberikan contoh menu makanan bergizi seimbang yang mudah didapat dan terjangkau. Dengan demikian, para remaja bisa mulai menerapkan kebiasaan makan sehat dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Tantangan Pencegahan Stunting di Desa Basin
Walaupun para peserta terlihat antusias, ada beberapa tantangan yang masih harus dihadapi dalam pencegahan stunting di Desa Basin, di antaranya:
- Kurangnya kesadaran remaja akan pentingnya gizi sejak dini. Banyak yang masih menganggap gizi hanya penting bagi ibu hamil dan balita.
- Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji dan kurangnya variasi dalam pola makan.
- Kurangnya akses terhadap informasi mengenai kesehatan reproduksi dan nutrisi.
- Masih banyaknya remaja yang melakukan diet ketat tanpa memperhatikan kebutuhan nutrisi tubuh.
Harapan ke Depan: Generasi Sehat, Masa Depan Lebih Cerah
Mahasiswa KKN UNDIP berharap bahwa edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran remaja putri di Desa Basin tentang pentingnya menjaga pola makan dan kesehatan sejak dini. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar dalam menyebarkan informasi mengenai pencegahan stunting.
Selain itu, mahasiswa juga mendorong agar pemerintah desa terus mengadakan program edukasi kesehatan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk ibu hamil dan balita, tetapi juga bagi remaja putri yang akan menjadi calon ibu di masa depan.
"Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab ibu hamil atau tenaga kesehatan, tetapi harus dimulai sejak remaja. Dengan pola makan sehat dan gaya hidup yang baik, kita bisa menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas," ujar salah satu mahasiswa KKN UNDIP. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan angka stunting di Desa Basin dapat berkurang secara bertahap, dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi dan kesehatan semakin meningkat.
Editor:
Achmad Munandar