Meningkatkan Kesadaran K3: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Keselamatan Kerja bagi Pekerja Proyek Pasir di Desa Basin

Meningkatkan Kesadaran K3: Tim KKN Undip Gelar Sosialisasi Keselamatan Kerja bagi Pekerja Proyek Pasir di Desa Basin



wirausahanesia.com - Klaten, 20 Januari 2025 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sering kali dianggap remeh, terutama dalam sektor pekerjaan lapangan seperti proyek pasir. Padahal, risiko kecelakaan dalam pekerjaan ini cukup tinggi, mulai dari paparan debu berlebih hingga cedera akibat alat berat dan material kerja. Menyadari pentingnya aspek ini, Tim 1 KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan sosialisasi K3 bagi para pekerja proyek pasir di Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten.

Sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KKN untuk meningkatkan pemahaman serta penerapan standar keselamatan bagi pekerja yang setiap hari bergelut dengan lingkungan kerja yang penuh risiko. Para pekerja menyambut kegiatan ini dengan antusias, mengingat edukasi semacam ini masih jarang dilakukan di sektor pekerjaan informal seperti tambang pasir.


Pentingnya K3 dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Kegiatan ini dilaksanakan langsung di lokasi proyek pasir agar materi yang disampaikan lebih relevan dengan kondisi nyata. Salah satu mahasiswa Tim KKN UNDIP menekankan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai langkah utama dalam mencegah kecelakaan kerja.

"Sering kali pekerja mengabaikan pemakaian helm, masker, atau sarung tangan karena merasa tidak nyaman atau menganggapnya tidak penting. Padahal, APD sangat berperan dalam melindungi diri dari berbagai bahaya di lingkungan kerja," ujar salah satu mahasiswa yang memberikan materi.

Tim KKN memperkenalkan berbagai jenis APD yang seharusnya digunakan oleh pekerja proyek pasir, antara lain: 

1. Helm proyek, untuk melindungi kepala dari benturan atau jatuhan material berat. 

2 Masker debu, guna mencegah paparan partikel halus yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

3. Sarung tangan dan sepatu bot, untuk menghindari luka akibat benda tajam atau benda berat yang bisa melukai kaki.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan contoh nyata bagaimana penggunaan APD dapat mengurangi risiko kecelakaan. Salah satu demonstrasi yang menarik perhatian adalah ketika Tim KKN menunjukkan efek dari tidak menggunakan masker dalam jangka waktu lama di lingkungan penuh debu pasir.

"Tanpa masker, kita bisa mengalami gangguan pernapasan seperti batuk, sesak napas, atau bahkan penyakit paru dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlindungan seperti ini bukan sekadar aturan, tetapi benar-benar menyangkut keselamatan diri kita sendiri," tambahnya.


Praktik Langsung: Simulasi dan Demonstrasi
Tak hanya teori, sosialisasi ini juga dilengkapi dengan sesi demonstrasi dan simulasi penggunaan APD yang benar. Para pekerja diberi kesempatan untuk mencoba langsung perlengkapan keselamatan seperti helm proyek, masker debu, dan sepatu bot.

Selain itu, Tim KKN juga melakukan simulasi cara menangani kecelakaan kerja ringan, seperti pertolongan pertama pada luka akibat benda tajam atau tertimpa material kerja. Para pekerja dilatih untuk menghentikan pendarahan, membalut luka dengan perban yang benar, serta menangani cedera otot akibat aktivitas berat.

"Kami tidak hanya ingin memberikan teori, tetapi juga memastikan bahwa pekerja benar-benar bisa menerapkan pengetahuan ini di lapangan. Keselamatan kerja adalah hal yang harus diterapkan setiap hari, bukan sekadar wacana," jelas salah satu anggota Tim KKN.


Kesehatan di Lingkungan Kerja: Lebih dari Sekadar Kewajiban
Selain membahas alat pelindung diri dan penanganan kecelakaan kerja, Tim KKN juga menyoroti dampak kesehatan yang sering kali diabaikan dalam pekerjaan proyek pasir.

Paparan debu pasir yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis, sementara beban kerja berat tanpa istirahat cukup bisa meningkatkan risiko kelelahan, dehidrasi, hingga cedera otot. Oleh karena itu, para pekerja diimbau untuk:

1. Menjaga kebersihan diri setelah bekerja agar tidak ada debu yang menempel di tubuh terlalu lama.

2. Mengatur pola makan yang sehat, karena tubuh yang kuat lebih tahan terhadap risiko penyakit akibat lingkungan kerja.

3. Melakukan peregangan sebelum dan sesudah bekerja guna mengurangi risiko cedera otot dan meningkatkan fleksibilitas tubuh.

Sosialisasi ini tidak hanya menyoroti aspek teknis keselamatan, tetapi juga bagaimana pekerja bisa menjaga kesehatannya dalam jangka panjang.


Antusiasme Pekerja dan Harapan ke Depan
Sosialisasi ini mendapat respons sangat positif dari para pekerja proyek pasir. Banyak dari mereka mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mendapatkan edukasi K3 secara langsung, terutama dalam hal penggunaan APD dan penanganan kecelakaan kerja ringan.

"Dulu kami hanya bekerja berdasarkan pengalaman, tanpa banyak tahu tentang aturan K3. Dengan adanya sosialisasi ini, kami jadi lebih sadar akan pentingnya keselamatan kerja dan akan berusaha menerapkannya," ungkap salah satu pekerja.

Harapannya, kegiatan edukasi seperti ini dapat terus dilakukan agar semakin banyak pekerja proyek yang memiliki kesadaran akan pentingnya K3. Tim KKN UNDIP pun berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan edukasi terkait keselamatan kerja selama masa pengabdian mereka di Desa Basin.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya K3 semakin meningkat di kalangan pekerja proyek pasir. Dengan penerapan standar keselamatan yang lebih baik, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga produktivitas kerja pun dapat meningkat tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan pekerja.



Tentang Penulis
- Hari Agung Hazma Hizrian (Mahasiswa S1 Teknik Mesin – FT Undip)
- Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Suroto, M.Pd
- Lokasi Kegiatan: Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
- Editor: Achmad Munandar