Sebagai Modal keberjalanan UMKM, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Tekankan Perlunya Modal Sosial dalam Mencapai Tujuan Bersama Suatu Bisnis

Sebagai Modal keberjalanan UMKM, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Tekankan Perlunya Modal Sosial dalam Mencapai Tujuan Bersama Suatu Bisnis

 



wirausahanesia.comPada Senin, 12 Agustus 2024, Mahasiswa KKN TIM II program studi Antropologi Sosial bernama Ahimsa Dhiya Kamilia meneliti modal sosial yang diterapkan pada UMKM Keripik Singkong Pak Haryoto di Desa Kalijambe, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja monodisiplin yang dilaksanakan sesuai dengan keilmuannya. 

Luaran dari penelitian ini berupa flyer etnofotografi yang berisikan segala kegiatan dan interaksi yang terlaksana di dalam UMKM Keripik Singkong. Etnofotografi sendiri merupakan gambaran kebudayaan yang diberikan dengan jelas kepada pembaca melalui fotografi sebagai citra visual. Dalam konteks ini, sistem mata pencaharian hidup sebagai salah satu dari tujuh unsur kebudayaan digaris bawahi disini.

Singkat mengenai penjabaran etnofotografi, Pak Haryoto merupakan pemilik UMKM Keripik Singkong “Langgeng” yang telah dibangun sejak awal tahun 2000-an. Sistem kerja yang diterapkan fleksibel dan brayan dengan para pekerja untuk menciptakan rasa kekeluargaan yang erat. Menurut Pak Haryoto sebagai pemilik UMKM, “Pekerjaan yang didalamnya mencakup interaksi dengan orang lain memerlukan sikap adil yang tidak membuat masyarakat sungkan untuk mendekati karena didalam kelompok seperti ini ada orang yang saling membutuhkan satu sama lain.” tutur Pak Haryoto. Ia menambahkan bahwa budaya unggah ungguh, sopan santun dan rasa saling menghargai akan selalu dibutuhkan dalam masyarakat.





Modal sosial merupakan bagaimana suatu kelompok memerlukan kerjasama yang baik dari tiap anggota masyarakat supaya tercapai tujuan bersama, khususnya pada UMKM. Modal sosial bukanlah modal berupa harta kekayaan atau uang, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam hidup bermasyarakat berupa kemauan baik, rasa bersahabat, saling simpati, dan hubungan sosial yang erat pada suatu kelompok sosial. Dengan demikian, modal sosial yang terbangun melalui interaksi kekeluargaan dan prinsip kebudayaan melalui kebiasaan yang baik tidak hanya menciptakan iklim kerja yang positif tetapi juga mendorong keberlanjutan dan kesuksesan UMKM dalam jangka panjang.

Kini, dengan pola pikir tersebut, UMKM Keripik Singkong Pak Haryoto telah tersebar di wilayah Pekalongan, Pemalang, Batang, hingga Tegal selama puluhan tahun. Pada akhirnya, interaksi pada UMKM Keripik Singkong Pak Haryoto menjalankan modal sosial yang tidak hanya berorientasi pada kuantitas namun juga kualitas interaksi didalamnya. Hal ini pun perlu diterapkan pada UMKM lainnya. Flyer etnofotografi akan dipasang di Balai Desa sehingga siapapun yang berkunjung akan membaca dan menerapkan modal sosial yang telah diterapkan oleh UMKM Keripik Singkong Pak Haryoto.



Editor:
Achmad Munandar