Mengabadikan Potensi dan Budaya Desa Sumub Lor: Etnofotografi sebagai Profil Desa

Mengabadikan Potensi dan Budaya Desa Sumub Lor: Etnofotografi sebagai Profil Desa




wirausahanesia.com - Pada 13 Juli 2024, di Desa Sumub Lor, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Ardian Yoga Ksatria, seorang mahasiswa Program Studi Antropologi Sosial dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, memulai sebuah program monodisiplin dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program ini berfokus pada pembuatan etnofotografi, sebuah dokumentasi visual dan naratif mengenai kehidupan dan budaya masyarakat desa, yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk booklet. Program ini bertujuan untuk membuat profil desa yang komprehensif, memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya serta potensi yang ada di Desa Sumub Lor.

Desa Sumub Lor dikenal sebagai daerah yang sebagian besar warganya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Lahan pertanian yang subur di desa ini dikelola oleh kelompok-kelompok tani yang memainkan peran vital dalam menjaga produktivitas pertanian desa. Potensi besar ini tercatat dalam etnofotografi yang dibuat, memberikan gambaran mendalam tentang kehidupan sehari-hari petani dan pentingnya kelompok tani dalam menjaga keberlanjutan pertanian di Sumub Lor.

Selain sektor pertanian, potensi ekonomi lain di desa ini adalah UMKM dan konveksi rumahan. Kegiatan ini menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan bagi masyarakat, menunjukkan kemandirian ekonomi yang kuat di Sumub Lor. Dalam booklet tersebut, berbagai kegiatan ekonomi ini didokumentasikan, menampilkan dinamika kerja dan kontribusi besar UMKM serta konveksi rumahan terhadap perekonomian desa.
Bagian lain yang tak kalah penting dari etnofotografi ini adalah sejarah dan budaya Desa Sumub Lor. Pendalaman dilakukan terhadap folklor dan petilasan yang ada di desa tersebut, termasuk Petilasan Kyai Santri, yang memiliki nilai historis dan spiritual bagi warga desa. Dokumentasi ini berfungsi untuk melestarikan cerita-cerita rakyat dan situs-situs bersejarah yang menjadi bagian dari identitas desa.

Selain aspek ekonomi dan sejarah, perhatian juga diberikan pada dimensi sosial dan keagamaan yang kuat di Desa Sumub Lor. Melalui etnofotografi ini, berbagai kegiatan sosial seperti posyandu dan kelas balita direkam, menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak. Kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh LDII dan ibu-ibu Fatayat NU juga dicatat, yang tidak hanya berfungsi sebagai ajang untuk memperdalam pengetahuan agama, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial antarwarga.

Khususnya, pada peringatan 10 Muharram, dokumentasi dilakukan terhadap kegiatan santunan anak yatim yang menjadi tradisi tahunan di Desa Sumub Lor. Kegiatan ini mencerminkan solidaritas dan kepedulian masyarakat terhadap anak-anak yatim, menegaskan nilai-nilai kebersamaan dan kasih sayang yang dijunjung tinggi oleh warga desa.
Melalui etnofotografi ini, Ardian Yoga Ksatria berharap dapat memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya serta nilai-nilai sosial yang ada di Desa Sumub Lor. Booklet yang dihasilkan dari program ini diharapkan tidak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga menjadi profil desa yang komprehensif, menginspirasi masyarakat luas untuk lebih mengenal dan menghargai warisan budaya yang ada di sekitar mereka. Dengan cara ini, kekayaan budaya Desa Sumub Lor dapat terus hidup dan berkembang, diwariskan dari generasi ke generasi.



Editor:
Achmad Munanar