Atasi Permasalahan Ketahanan Pangan Dan Minimnya Lahan Di Gumawang TIM II KKN UNDIP Kenalkan Sistem Budidaya Sayur Dan Ikan Air Tawar Dengan Inovasi

Atasi Permasalahan Ketahanan Pangan Dan Minimnya Lahan Di Gumawang TIM II KKN UNDIP Kenalkan Sistem Budidaya Sayur Dan Ikan Air Tawar Dengan Inovasi




wirausahanesia.com - Bernardus Dick Bramantio, mahasiswa Program Studi Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tergabung dalam KKN TIM II UNDIP mengadakan program kerja inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui "Budidaya Sayur dan Perikanan Air Tawar Ekonomis dan Efisien.” 

Program ini melibatkan budidaya ikan dalam ember yang dipadukan dengan hidroponik sayur di atas ember tersebut. Benih yang digunakan dalam budidaya ini adalah benih lele Sangkuriang dan benih sayur kangkung. Sasaran utama dari program ini adalah perwakilan masyarakat di Kelurahan Gumawang, Kabupaten Pekalongan, dengan rt 16 sebagai perwakilan yang terpilih

Kegiatan ini terlaksana pada hari Kamis, 25 Juli 2024, dengan luaran berupa sarana budidaya beserta benih dan pakan yang diserahkan kepada RT 16. Ibu Ani, mewakili ketua RT 16 selaku istri dari ketua RT 16, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan menarik. “Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bermanfaat dan sangat menarik, tentu saja kami sangat antusias mengingat ini adalah percontohan baru yang dapat dijadikan sebagai alternatif melaksanakan budidaya di tengah minimnya lahan. 

Ditambah lagi adanya penyerahan media budidaya, benih, dan pakan ke RT 16 yang semakin mendukung terlaksananya kegiatan ini,” ujar Ibu Ani. Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan percontohan media berupa budidaya ikan dalam ember dan sayur hidroponik di atasnya. Adanya kegiatan ini dapat mengatasi permasalahan lahan minim yang ada di kelurahan karena tidak memerlukan banyak media dan tempat untuk peletakan sarana budidaya. 


Alat dan bahan yang digunakanpun cenderung mudah dan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari - hari, seperti ember (dapat diganti dengan barang bekas lain seperti tong sampah atau tong mesin cuci bekas), kawat, pot yang dapat diganti dengan menggunakan gelas bekas, dan yang lain. Benih yang di pilih juga merupakan benih yang berkualitas dan memiliki daya tahan yang baik tanpa harus mendapatkan perlakuan atau perawatan khusus.

Bernardus sebagai pelaksana program kerja menambahkan, “Budidaya dengan cara seperti ini sangatlah mendukung keadaan geografis di wilayah Gumawang, mengingat minimnya lahan karena masih dalam area perkotaan dan juga sebagian besar warga di sini bekerja di sektor jasa, sehingga untuk mengurusi budidaya konvensional akan kesulitan waktunya. 

Lebih jauh, kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang mengatasi permasalahan ketahanan pangan di masa depan, karena masyarakat dapat mengaplikasikannya sendiri di tempat masing-masing.” Semangat dan antusiasme dari masyarakat serta dukungan dari berbagai pihak, program budidaya sayur dan perikanan air tawar ini diharapkan dapat memberikan solusi praktis dan efisien untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan, terutama di wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan.



Editor:
Achmad Munandar