Mengenal dan Mengatasi Baby Blues Syndrome: Edukasi Penting untuk Ibu Hamil
Artikel Berita KKNwirausahanesia.com - Dologan, 7 Agustus 2023 - Dalam perjalanan menjadi seorang ibu, terdapat tahap-tahap emosional yang tak terelakkan, termasuk perasaan yang berubah-ubah dan gelombang perasaan yang kuat. Salah satu fase ini dikenal sebagai Baby Blues Syndrome.
Sayangnya, masih banyak kalangan yang kurang mengenal istilah ini dan bahkan menganggapnya sebagai hal tabu. Kondisi perubahan mood yang signifikan pada ibu, baik selama kehamilan maupun pasca melahirkan, adalah hal yang alami, tetapi perlu dipahami dan dikelola dengan bijak agar tidak berkembang menjadi depresi yang serius.
Menyikapi masalah ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) telah mengambil langkah konkret dengan menyelenggarakan program Psikoedukasi tentang Baby Blues Syndrome bagi para ibu hamil di Desa Dologan.
Pada suatu pagi yang cerah, tepatnya pada Hari Senin, 7 Agustus 2023, mahasiswa KKN UNDIP bergabung dalam kelas ibu hamil yang diadakan di seluruh Desa Dologan. Dalam kolaborasi dengan bidan setempat, program "Psikoedukasi tentang Baby Blues Syndrome untuk Ibu Hamil di Desa Dologan" dijalankan.
Kegiatan ini berfokus pada penyampaian materi yang mencakup pengenalan tentang apa itu baby blues syndrome, tanda-tanda khasnya, faktor risiko yang dapat membuat ibu lebih rentan terkena sindrom ini, penyebabnya, serta cara mencegah dan mengatasi.
Setelah sesi materi, diskusi pun dimulai. Atmosfer diskusi terasa dinamis dan antusias, terlihat dari partisipasi aktif para ibu yang tidak hanya bertanya, tetapi juga berbagi pengalaman pribadi terkait baby blues syndrome dan masalah psikologis lainnya. Melalui interaksi ini, pandangan-pandangan baru muncul dan terjalinlah solidaritas di antara peserta.
Program ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pengetahuan kepada para ibu, baik yang sedang mengandung untuk pertama kali maupun yang sudah berpengalaman, tentang baby blues syndrome.
Diharapkan dengan pemahaman yang lebih mendalam, para ibu dapat mengantisipasi serta mengatasi masalah ini dengan lebih baik. Sebab pada dasarnya, baby blues syndrome bukanlah masalah sepele.
Jika tidak ditangani dengan benar, dampaknya dapat meluas dan mengganggu banyak aspek kehidupan, termasuk berdampak negatif pada kesejahteraan mental ibu, hubungan pernikahan, perkembangan anak, dan dinamika keluarga secara keseluruhan.
Melalui upaya edukasi dini seperti ini, harapannya adalah kita dapat membantu para ibu dalam menghadapi tantangan ini dengan lebih siap dan percaya diri. Baby blues syndrome bukanlah momok yang tak teratasi, tetapi dengan pengetahuan dan dukungan yang tepat, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bahagia bagi ibu-ibu di masyarakat kita.